Biomassa mempercepat perubahan iklim dan menghancurkan ekosistem hutan
Di Jepang, co-firing biomassa di pembangkit listrik tenaga batu bara dan konversi pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi biomassa saat ini berlangsung dengan sangat cepat. Sudah 31 unit pembangkit listrik tenaga batu bara, atau sekitar setengah dari pembangkit listrik tenaga batu bara dari utilitas listrik utama, melakukan co-firing dengan biomassa. 1 Setidaknya 40 dari proyek tenaga biomassa yang disetujui feed-in-tariff (FIT) energi terbarukan berada di pembangkit listrik tenaga batubara, dan 35 dari pembangkit ini ditetapkan sebagai “tidak efisien” (sub-kritis atau super-kritis). 2 Co-firing biomassa untuk pembangkitan mandiri industri di pembangkit listrik tenaga batu bara internal dan pembangkit listrik lainnya juga merupakan bagian dari kebijakan “Transformasi Hijau” (Green Transformation’ (GX) Jepang . 3
![Cofiring Biomassa PLTU Kaltim Teluk](https://fwi.or.id/wp-content/uploads/2023/05/Cover-web-7-1024x655.png)
Pelet kayu adalah salah satu bahan bakar biomassa utama yang digunakan untuk co-firing biomassa di pabrik batubara. Dengan peningkatan pembangkit listrik biomassa di bawah program FIT, impor pelet kayu telah meningkat 61 kali lipat selama dekade terakhir menjadi sekitar 4,41 juta ton pada tahun 2022. 4 Karena kapasitas pembangkit listrik pembangkit listrik tenaga batu bara umumnya jauh lebih besar daripada pembangkit listrik tenaga biomassa khusus, peningkatan lebih lanjut dalam impor pelet kayu diharapkan karena co-firing biomassa dipromosikan di pembangkit listrik tenaga batu bara. 5 Peningkatan permintaan pelet kayu ini tidak lain merupakan beban tambahan bagi hutan, baik secara langsung maupun tidak langsung.